Ponerah hanya bisa mengucapkan:
Iki omahku. Aku ora ridha. Ora ikhlas pitung turunan. Koe-koe wis ngerusak negoromu dewe.
(Ini rumahku. Aku tidak ikhlas sampai tujuh turunan. Kalian sudah merusak negaramu sendiri).
Meski Ponerah dan warga lainnya bergeming, para petugas itu kemudian tetap memaksa merobohkan rumahnya. Ponerah kemudian berujar lirih,
Pejuang tidak meneteskan air mata…
Memang seringkali saya mendapati orang miskin yang banyak hikmah dan kebijakan. Bukan berarti yang kaya tidak. Mereka juga sama mulia, hanya dalam kemasan yang berbeda.
Semoga Ponerah dan 7 turunannya mendapatkan hidup yang lebih baik!
Tinggalkan Balasan